Sabtu, 30 Juli 2011

Title:I Love You My Older Brother
Author: ChafaSHINee
Cast: Lee Jinki Onew (SHINee)
Kim Kibum Key (SHINee)
Genre: Family

Key P.O.V
Aku heran sebenarnya. Kenapa Umma aku menikah lagi? Apakah Umma ingin punya anak lagi? Aku suka menjadi anak tunggal. Semuanya bisa jadi milikku. Tapi sekarang aku harus berbagi dengan seorang namja, yang sama-sekali belum aku kenal. Kata Umma aku, Umma akan menikah besok. Ya, terserah lah. Mau besok, mau tahun depan sekalian juga nggak apa-apa. Aku harap Appa yang akan menjadi Appa aku, menyenangkan. Begitu pula dengan anaknya. Kata Umma juga, nanti aku akan di kenalkan dengan anak itu.
-------------
Aku melihat seorang namja yang… ya.. tingginya sama denganku. Dia… ah, aku yakin. Pasti dia seorang anak yang akan di kenalkan Umma. Anak dari calon Appa aku.
“Key, sini sebentar. Ini loh yang mau Umma kenalin. Kenalan dulu. Namanya Onew…”
Ah, aku memang benar. Namanya Onew? Oh…
“Hai, aku Onew… siapa nama kamu?”
“Mwo, kamu bicara sama aku?”
“Ne~ siapa nama kamu?”
“Key…” Jawabku singkat. Dia tersenyum kearahku.
“Nama yang bagus…”
Aku hanya tertawa kecil. Menatapnya dari atas hingga bawah.
“Key, kamu main sama Onew ya. Umma sama Appa-nya Onew sebentar…”
“Mwo? Umma…” aku menekuk wajahku.
“Nggak apa-pa lah Key…” Ummaku menggandeng Appa Onew.
“Kamu nggak suka sama aku ya?”
“Whatever…” aku berjalan pergi…
“Key jangan pergi. Kamu kan di suruh nunggu di sini…”
“Iih, pergi sebentar kanapa sih? Jangan mentang-menatang kamu bakalan jadi Oppa aku, aku nurut sama kamu… Hu-uh!” aku manatap matanya tajam. Ya, jujur aja, dia sebenarnya namja yang baik. Aku yakin… tapi aku benci sikap orang yang terlalu memperhatikan aku.
---------------
Ya, sore ini, Umma aku sudah akan menikah dengan Appa Onew. aku hanya duduk di kursi sambil melihat persiapannya. Aku sudah memakai baju untuk parnikahan ini.
“Hai Key…” aku hanya tersenyum tarpaksa membalas senyumnya.
“Kenapa?”
Onew duduk di sampingku. “Nggak… nggak apa-pa…”
Malam hari, Umma dan Appa Onew sudah resmi menikah. Aku jadi sedikit bad mood. Sekarang, Umma-ku mau di rumah Appa‘ku’ yang baru. Aku harus sekamar dengan Onew sekarang. Seenggaknya, aku lebih suka kamar aku. dengan beberapa foto yang menempel di tembok.
“Mian ya Key kalau kamar aku kecil…”
“Ne…” aku hanya menjawab sambil duduk di kursi yang ada, sambil mendengarkan musik dari I-pod ku. Ya, sekalipun bicara apa, aku nggak terlalu dengar.
“Key, Onew, kalian tidur satu kasur ya…”
“Mwo? Satu kasur? Umma-ah…”
“Key, Onew ‘kan Oppa kamu. Udah deh… nggak apa-pa…” Ummaku berjalan pergi.
“Kamu nggak suka satu kasur sama aku?”
“Emh…”
“Ya udah deh. Aku di bawah aja…”
---------------
“Onew.., kamu nggak kedinginan di bawah situ? Kamu nanti sakit…” aku menengok ke bawah sambil melihat Onew yang hanya memakai selimut agar tak kedinginan.
“Mmh… tapi ‘kan kamu nggak mau satu kasur sama aku…”
“Naik deh. Dari pada kamu sakit. Nanti Umma malah nyalahin aku lagi…”
Onew naik keatas kasur, lalu melanjutkan tidurnya. “Gomawa.”
--------------
Aku bangun. Tepat pukul enam. Onew yang berada di sampingku masih tertidur. Aku langsung turun dari kasur. Biasanya, aku bangun tidur, aku langsung mencari makanan di meja makan.
“Hmm…” gumanku saat aku melihat makanan di meja makan.
“Key, kamu sudah lapar ya? Itu di makan. Sama ini…” Umma aku memberi aku segelas susu.
“Umma, kok pake’ susu sih?”
“Loh, Onew masih tudur ya? Bangunin Key!”
Hu-uh, Umma. Aku tanya nggak di jawab. Sadar nggak ada Onew aja langsung. Aku bejalan malas kembali ke kamar.
“Ck, iya Umma…”
Belum satu minggu Onew jadi anaknya Umma, tapi kaya’ gitu aja langsung…
Aku bejalan terpaksa untuk membangunkan Onew. aku menggoyang-goyangkan badannya. Ah, nggak bangun juga. Aku memukulnya dengan bantal. Dia hanya berguman pelan. Gila, ini kebo apa ya? Lama-lama dia kaya’ temen aku. di bangunin aja susah banget…
“Onew, bangun‼” aku berteriak di telinganya
Dia membuka matanya. “Oh Key. Mian… masih ngantuk… hehehe…”
“hehehe…” aku menirukan tawanya, berniat mengejek. “Sana, makan. Disuruh Umma‼” aku sedikit membentaknya.
Aku duduk di samping Onew. Umma duduk di samping Appa. Yah, mau nggak mau, susunannya gini…
“Key, kamu kok kaya’nya nggak mood gitu?” Onew menatapku sesaat.
“Mwo? Oh… Anni… kenapa? Apa masalahnya?”
“Oh, nggak… nggak sah emosi dong Key…”
Hu-uh, aku benci banget harus punya Oppa kaya’ gini! Nyebelin…‼ Umma… kenapa Umma kok sama Appa, Onew sih?! Aku nggak ngerti…
Onew P.O.V
Aku rasa Key nggak suka sama aku dan Appa aku…
Ya, terlihat jelas. Dia cuek denganku. Dan selalu mengatakan ‘Umma-ah’ saat Umma-nya menyuruh Key bersamaku, atau ‘mwo?’ ya, aku terima itu. Lagi pula mungkin dia belum terbiasa memilikki seorang Kakak. Berbeda denganku. Aku kan ingin punya adik. Jadi, aku berusaha buat sayangi dia sepenuhnya.
*******
Pagi ini, Key dan Onew berangkat sekolah bersama. Key memandangi luar mobil. Dia diam. Di luar hujan cukup deras.
“Key ngelihatin apa sih. Kok kaya’ nya serius banget.”
“Huh, kenapa sih?! Aku cuma lihat luar kok!”
Onew P.O.V
Ya, seenggaknya aku berusaha peduli sama adik aku ini… sekalipun dia nggak peduli sama aku. yang penting, aku udah mau peduli…
Key turun dari mobil dengan berlari. Aku memakain jaketku untuk melindungiku dari hujan. Ya, kami ternyata sesekolah. Kita hanya berbeda dua kelas. Dia kelas tujuh. Dan aku kelas sembilan.
Aku melihatnya berjalan memasukki kelasnya. Aku tersenyum. Sebenarnya niatnya untuk Key. Tapi dia hanya cuek.
Key. Dia seorang anak yang kaya. Katanya, dia anak terkaya sesekolah. Tapi kenapa aku baru tau saat aku menjadi saudaranya? Memang hanya beberapa sih yang tau. Katanya dia anak yang sedikit cuek, dan egois, tapi hanya sedikit. Kata temen-temen deketnya, dia sebenernya baik. Ya, aku tau itu karena teman dekatnya sama-sama ikut basket. Aku juga yakin. Dia pasti sebenernya baik.
Aku jadi sering ke kantin sekolah sekarang. Aku ingin lebih dekat dengan adikku…
Aku memandanginya dari pojok kantin. Dia tertawa bersama-sama teman-temannya, tawanya renyah. Terlihat sangat akrab. Aku harap, aku bisa seakrab itu dengannya. Esok… ya, esok…
Key P.O.V
Aku melihat seorang namja memandangiku dari tadi. Oh, Oppa. Ya, Onew… apa yang dia lakukan di sana?
“Aku pergi sebentar…”
Aku berjalan kearah Onew.
“Ngapain sih dari tadi kamu ngelihatin aku? kamu juga!” aku melihat kearah anak berkacamata di samping Onew. “Ikut-ikut aja‼” lanjutku. “Onew-ah. Kenapa sih?! Aku jadi nggak mood deh punya Oppa kaya’ kamu‼”
“Mianhae Key…”
“hahaha… ‘Mianhae Key’ Oppa… Iish…” aku berjalan meninggalkannya, kembali ke tempatku.
Onew P.O.V
Suara tawa Key hambar. Tak renyah seperti bersama teman-temannya tadi.
“Onew, kamu nggak sebel apa punya adik kaya’ gitu? Aku kalau jadi, aku habisin dia… aku aja sebel banget sama sikap anak tu waktu baru lihat. Galak banget‼ aku poles dia kalau itu bukan adik kamu‼ Hi-Ih”
“Mwo, mau mati?! Kalau kamu nggak suka sama dia. Kamu jangan jadi temen aku lagi deh‼”
“Uh, Onew… iya deh. Nggak usah emosi…‼”
“Aku suka sama sikapnya… Dia sebenernya anak yang baik kok! Ya udah yuk. Dari pada di marahin sama Key lagi… repot.”
“Mmh… Yuk… aku juga lebih suka baca-baca buku di perpustakaan.”
“Ih, biar tambah tebel itu kaca mata? Hehehe…”
“Mwo? Ah, whatever…”
********
Hujan masih turun hingga Key dan Onew pulang.
“Key, udah di jemput. Yuk…”
“Oh, ne~ ketemu lagi ya…” Key berjalan pergi meninggalkan teman-temannya.
Key berjalan cuak menuju mobil. “Key, kamu nggak takut sakit?”
“Mwo? Apa urusan kamu?”
Key masih berjalan dengan cuek.
Key masih basah, tapi dia tetap cuek.
“Key, kamu nggak kedinginan? Butuh jaket biar nggak kedinginan?”
“Nggak perlu. Kenapa sih?!”
“Kamu pucet Key.”
Key melihat ke cermin yang berada di depannya. ‘ya, aku memang kelihatan pucet. Ah, terserah. Lagi pula kaya’ gini doang’
“Key, kamu nggak kedinginan?”
“Ish.., nggak‼ kenapa sih? Stop buat perhatiin aku‼ aku nggak suka di perhatiin kaya’ gitu‼ So, stop it‼” Key membentak Onew kasar.
Onew menunduk.
Key P.O.V
Ah, lagi pula aku nanti bakalan di rumahku. Nggak satu kamar sama dia lagi… Huh, untung deh.
Aku mulai jenuh sama anak itu. Membosankan‼ aku senang jika harus nggak satu kamar sama dia.
-----------------
“Oemma, Key pulang…” aku berteriak. Aku masih kedinginan.
“Key, kok basah semua? Kamu pake baju Onew dulu deh! Kamu ukurannya sama kaya’ Onew ‘kan?”
“Mwo? Kok baju dia? Oemma…”
“Udah pake aja. Onew, pinjemin baju kamu sana… biar dia nggak sakit. Kamu juga!”
“Umma, ‘dia’ yang umma tunjuk ini, punya nama. Dan anak umma sendiri… Uh, Umma. Jadi nggak mood‼” aku menunjuk kearah diriku saat aku menyebut ‘tunjuk ini’.
Onew memberiku bajunya. Ya, dari pada aku sakit. Mrnding aku pake aja deh…
---------------
“Umma, Appa… Key demam… mungkin karena kedinginan tadi Umma, Appa…” suara teriakkan Onew terdengar hingga tempatku menutup seluruh tubuhku dengan selimut.
Onew P.O.V
Aku sedikit khawatir sama ‘adik’ aku sekarang. Sudah satu minggu, aku dan dia jadi saudara.
Aku menunjuk kearah Key saat Umma dan Appa ada di belakangku. “badannya panas semua. Key juga menggigil tadi.”
“Key, kamu sakit. Ke RS ya?” Umma menawari Key. Key hanya menggeleng. Aku menatapnya sedih.
Key, please… mau ya. Aku nggak mau kamu sakit…
“Nggak apa-pa Key. Nanti kamu malah tambah sakit loh!” suara Appa terdengar.
Key melihat kearahku sebentar. Tapi tatapannya kosong. Dia masih menggigil.
“Onew, ambil jaket Key di luar.” Umma menyuruhku.
“Ne Umma…”
Aku berjalan keruang tengah. Mengambil jaket Key.
“Pake in dulu jaketnya. Appa sama Umma siapin mobil ya…”
“Ne Appa, Umma…”
Aku memakaikan Key jaket itu.
“Cepet sembuh ya Key…” batinku pelan.
Aku memegang tanganya. Panas sekali.
Appa kembali datang membawa Key ke mobil.
“Onew, kamu bawa selimut itu.”
Aku menarik selimut hijau-ku.
“Onew, kamu di pojok ya. Umma sama Appa di depan. Jaga Key biar nggak jatuh…”
Kepala Key di taruh di pangkuanku. Aku membelai lembut rambutnya. Aku memakaikannya selimut yang tadi aku bawa. Kepalanya juga panas. Lebih panas daripada tangannya.
Aku sayang banget sama Key. Sekali pun baru 15 hari aku jadi Oppa Key, aku dah anggap dia adik terbaikku.
----------------
“Ayo turun.” Appa menggendong Key masuk kerumah sakit. Dia terlihat sangat lemas. Aku segera turun dari mobil. Umma mengunci mobil.
Key P.O.V
Aku nggak sanggup buat buka mataku. Aku sudah berbaring di kasur Rumah Sakit. Aku memakai selimut tebal.
Aku nggak bisa tidur sekarang. Seluruh tubuhku terasa dingin.
Aku merasakan tangan seseorang memegang tangan kananku. “Key, cepet sembuh Key…” suarang terdengar lembut.
Oh, suara Onew. “Mh…” gumanku pelan.
Onew P.O.V
Aku tertidur di samping Key. Ya, aku merasa agak hangat kalau memegangi tangan Key.
-----------------
“Onew, bangun. Kamu sekolah ya. Mandi di situ dulu deh. Appa tadi udah ngabilin kamu baju seragam. Yang ini kan? Kamu tasnya ini ‘kan yang di bawa?”
“Ne~ Gomawa Appa. Gomawa Umma…”
“Nanti pulang kamu kesini lagi ya? Sama Umma. Biar Key ada yang jagain…”
“Lho, Appa?”
“Appa hari ini harus lembur Onew…”
“Umh… Oke deh Appa…”
---------------
“Onew, mana adik kamu, yang banyak protes tuh? Kok nggak kelihatan?”
“Mwo? Mau mati?!”
“Ih, iya Onew. Iya…”
“Dia sakit… jadi aku nanti kaya’ nya nggak bisa pergi bareng kamu. Aku harus jaga dia…”
“Ya udah lah nggak apa-pa. moga dia jadi nggak banyak protes ya habis itu…”
“Mau mati?” Aku mengepalkan tanganku, tepat di depan wajah temanku itu.
“Uh.., Mian… Mianhae… Mian Onew…”
---------------
“Umma, Key gimana?”
“Key tambah panas. Kamu jaga sebentar ya… Umma mau bilang ke Appa dulu. Umma khawatir…”
“Ooh… Tambah panas ya?” aku melirik kearah Key yang memakai jaket dua dan selimut tebal. ‘Key…’
Aku membelai kepala Key pelan. Panas sekali. aku jadi ingin menangis… aku sayang banget sama Key. Kenapa nggak aku aja yang sakit? Kenapa kamu harus sakit sih Key?
Aku meneteskan air mata. Uh… Key. Baru setengah bulan, kamu jadi adik aku. rasanya aku dah kenal kamu lama…
Aku membersih ‘kan air mataku.
--------------
“Mungkin dia sakit bukan karena kehujanan. Kalau kehujanan, sakitnya nggak mungkin separah ini.”
Suara dokter itu terdengar jelas di telingaku.
“Lalu kalau bukan, ini karena apa?”
“saya juga belum tau. Kita lihat dulu saja ya…”
Aku masih duduk di luar. Aku hanya mendengarkan apa yang tadi di bicarakan
“Dokter,” aku melihat ke arah dokter itu. “Key…” aku menoleh kearah Key sebentar. “Apa adik aku bisa sembuh?” aku menunduk.
“Ya, semoga saja bisa… dokter usahain buat sembuhin adik kamu…” dokter itu tersenyum kearahku.
“Gomawa…” aku membukuk, lalu berjalan masuk.
“Umma, gimana Key?” Tanyaku pelan. Aku lihat Umma benar-benar sedih.
“Panasnya tambah lagi Onew… Umma khawatir sama dia…”
Aku menunduk dalam. “Semoga Key cepet sembuh ya, Umma.”
“Iya, Key pasti sembuh… Umma yakin…”
Umma mencium kening Key.
--------------
“Appa nggak jadi lembur. Appa mau jaga Key di sini. Tadi Appa udah izin sama atasan Appa…” Kata Appa kepadaku, dan Umma.
‘Key,aku, Umma, dan Appa sayang kamu. Jadi kuatin diri kamu ya… jangan semakin parah…’
Umma sempat menangis tadi. Karena Key panasnya semakin parah saja. Aku jadi ingin menangis juga. Key. Dia adik terbaikku. Special sekali buatku…
--------------
Sudah satu minggu lebih lima hari key sakit. Tapi terkadang panasnya semakin bertambah. Aku semakin khawatir. Begitu pula Appa dan Umma.
“Hyung, kamu kakak Key kan?”
“Ya, kenapa sih emangnya?”
“Key kemana? Kok kaya’ nya dia nggak ada satu minggu lebih?”
“Oh, dia sakit…”
“Mwo, sakit?! Sakit apa?”
“Demam. Panasnya nggak mau turun. Hampir setiap hari semakin panas…”
“Hyung, nanti kita ikut buat jenguk Key ya… kita khawatir sama Key…”
“Ya, gomawa kalian masih mau peduli sama Key…”
“Ne… gomawa juga udah mau kasih tau kita…”
--------------
“Key, temen-temen kamu dateng nih…” aku berbisik pelan di telinganya. Bahkan di dekatnya rasanya sudah hangat.
“Uh.., panas banget…”
“Pucet banget…”
Seorang anak yang baru saja bicara itu, kemudian membelai rambut Key, dan mememegang pipi Key.
“Aku jadi ingat cerita Helen Keller… Key bisa buta…”
“Ya, dokter juga bilang gitu…”
“Eh, kalian bertiga temen-temennya Key ya?”
“Eh, iya…”
Umma memang sangat mengenak teman-teman Key…
“Key masih sakit. Panasnya sama sekali belum turun. Jangan ganggu dia dulu ya, makasih usah mau jenguk Key…”
“Ne ara…”
Teman-teman Key keluar.
---------------
Sudah satu bulan aku jadi seorang Kakak untuk Key. Key masih saja belum sembuh hingga dua minggu lebih. Aku khawatir sekali…
Hari ini libur. Aku sendiri menjaga Key. Key panasnya semalam sudah turun agak banyak. Aku mulai sedikit lega… dia juga kalu diajak bicara menjawab. Ya sekalipun hanya ‘Mh…’ matanya juga bisa di dia buka… syukurlah…
“Key, sarangheo… aku mau kamu cepet sembuh ya…”
“Um…”
Aku menangis di samping Key. Setengah bulan, Key belum sembuh juga…
--------------
********
--------------
key sembuh, tapi ada satu hal yang membuatku nggak bisa berhenti buat sedih. Bener kata dokter, Key buta…
aku sedih sekali…
###***@@@&&&^^^(((---+++)))
Key P.O.V
“Apa sih masalah kalian sama aku?” Aku berdiri sambil memukul meja kantin.
Aku memperhatikan setiap anak yang dari tadi lewat sambil memandangku sinis.
“Kamu masih nggak sadar juga? Jangan mentang-mentang kakak kelas 9 udah lulus, kamu bisa nutupin itu!”
“Apaan sih maksudnya, nutupin itu?!”
“Kan kamu yang bikin Onew jadi buta! Iya ‘kan?!”
Aku terbelalak, lalu kembali duduk. Onew, dia Oppa aku. Oppa yang sempat aku benci. Tapi aku sayang banget sama dia sekarang…
Dia memang yang kasih matanya buat aku. tapi aku nggak minta…
“Kalian nggak tau‼ kalian nggak ngerti‼ Coba kalian di sisiku!” aku menunduk dalam.
“Kita tau semuanya Key…‼”
“Udah… Kalian emang nggak tau apa yang terjadi. Kalian nggak usah sok tau mangkannya. Dia bukan yang bikin Onew buta‼ Kalian nggak ngerasain rasanya jadi dia‼ coba kalian di sisi Key, kalian juga bakalan ngerasain seberapa sakit hatinya Key…”
“Dia nggak masuk setengah bulan pasti juga buat nyembunyiin kebutaannya ‘kan?”
“Kalian kalau nggak tau diem aja ya‼ Mau mati?!” seoran teman Key yang tadi hanya duduk, dan hanya diam langsung berdiri.
“Eh, memangnya kita salah?!”
“Ya, kalan salah‼ Onew itu Oppa dari Key! Dia donorin matanya ke Key, karena dia nggak mau Key buta! Dan dia nggak masuk setengah bulan karena dia demam‼ Kalian nggak usah sok tau deh‼ Masih mau sok tau?! Key itu namja baik tau‼ nggak kaya’ kalian, namja dan yoeja sok tau.”
---------------
Aku berjalan mengelilingi rumah yang sepi ini. “Onew… Onew…” aku memanggil-manggil namanya. Kemana dia?
“Ne~ aku di sini Key…”
Aku mengikuti suara itu. Aku yakin, mana mungkin Onew bisa menghampiriku?
“Onew, kenapa sih, kenapa kamu donorin mata kamu buat aku?” kataku tepat saat aku berdiri di hadapannya.
“Kenapa sih key memangnya?” suara Onew terdengar lembut di telingaku. Ya, selalu suaranya yang itu yang terus tedengar jika aku berbicara dengannya.
“Soalnya aku sayang sama kamu.” Suaraku memelan, aku meneteskan air mata. “Ya, aku sayang sama kamu Onew…”
“aku juga sayang sama kamu kok Key… aku mau jaga kamu. Apa itu pun caranya, aku mau bahagiain kamu…”
“Tapi bukan gitu caranya. Aku nggak mau kamu harus relain mata kamu buat aku.” Suaraku terdengar tak lancar, karena aku menangis.
“Key, kamu udah sakit ½ bulan lebih. Hampir satu bulan kamu sakit. Tapi kamu nggak sembuh juga. Masa’ waktu kamu sembuh, kamu masih harus buta?”
Onew membelai rambutku. Kemudian memegang pipiku, lalu menghapus air mataku.
“Lain kali. Saat kamu membuka kedua matamu itu, aku akan ada di sisimu untuk terus memberimu kebahagiaan, tapi saat aku udah bisa untuk melindungimu dan ngejagamu dari apapun… karena kamu udah berkorban banyak buat aku… aku janji…”
“Cukup kamu ada di sampingku, aku akan terus bahagia…”
“tapi aku mau kamu lebih bahagia Onew…”
“Mmm… Gomawa…”
Aku memeluk Onew erat, “sarangheo Onew…”
“Sarangheo too, Key…”
“Gomawa udah mau jadi kakak yang sabar, waktu aku nggak mau nerima kamu, dan cuek sama kamu. Makasih juga, udah mau jadi kakak yang ngerelain matanya di waktu aku sakit. Kamu The Best of The Best buat aku…”
“Kamu juga… makasih udah sayangin aku… aku juga sayang kamu Key…”
“sebuah tangisan dari orang yang aku cintai ini, adalah kesedihan buatku. Jadi, jangan menangis ya… tertawalah bersamaku. Kalau kamu mengais karena aku, aka malah akan semakin sakit. Aku ngerasa bersalah, bener-bener bersalah. Karena aku kasih mata ini buat kamu karena aku mau kamu bisa bahagia… Araesso Key?”
“Ne, ara Onew…”
≪((((&&&&====@@@@++++%%%%))))≫
Beberapa hari berikutnya, aku sangat senang. Ada sebuah berita, bahwa ada yang bisa mendonorkan mata buat Oppa terbaikku, Onew.
------------------
“Oppa, aku ada di sampingmu. Dan aku siap buat kasih kebahagian tanpa akhir buat kamu, dari saat kamu bisa buka mata kamu…” bisikku pelan di telingnya.
----------------
Beberapa hari kemudian, Onew sudah bisa melihat. Aku sangat bahagia…
Dia bilang, ‘seorang malaikat, udah menuhin janjinya sama aku… dia ada di sampingku waktu aku buka kedua mataku…’ ya. Itu yang pertama dia ucapin waktu aku tepat ada di sampingnya waktu dia membuka matanya, lagi…

Ini cerita nggak sekeren cerita lainnya sebenernya...
soalnya aku juga belum biasa bikin cerita
jadi ini agak aneh...